a pneumonia lobaris b. edema paru c. tumor paru d. efusi pleura e. PPOK 79.Seorang laki-laki umur 74 tahun datang ke poli paru dengna keluhan sesak. Setelah dilakukan pemeriksaan fisik dan penunjang, pasien didiagnosis dengan kanker paru yang terletak di dekat incisura cardiaca.
Pahamibahwa bagian terberat dari paru-paru terletak di punggung, sehingga pasien dengan masalah paru yang tidur terlentang akan kesulitan mendapatkan udara cukup (bagian tersebut tertekan). Sebaliknya, cara meningkatkan saturasi oksigen dalam posisi tengkurap membuat beban di paru-paru akan tersebar lebih merata. Semakin merata bebannya
sehinggaAlveoli penuh dengan cairan edema yang berisi eritrosit, fibrin dan leukosit sehingga kapiler alveoli menjadi melebar, paru menjadi tidak berisi udara. Pada tingkat lebih lanjut, aliran darah menurun sehingga alveoli penuh dengan leukosit dan eritrosit menjadi sedikit. Setelah itu paru tampak berwarna abu-abu kekuningan.
Padasaat menderita pneumonia, sekumpulan kantong-kantong udara yang kecil di ujung saluran pernapasan dalam paru-paru akan bengkak dan penuh nya alveolus. 18. Nama selaput tipis pembungkus paru-paru yang benar adalah a. Selaput lendir. b. Alveolus. c. Pleura. d. Kartilago hialin. e. Cairan pelindung. Jawaban : C
Tuberkulosismerupakan penyakit menular dimana bakteri berpindah dari individu dengan infeksi aktif ke individu lainnya. Kuman MTB ditularkan lewat udara yaitu melalui droplet (5 mikron) yang mengandung bakteri. Droplet ini dihasilkan ketika penderita tuberkulosis aktif batuk, bersin, bicara, atau meludah.
Gambaranrontgen menunjukkan bayangan tidak jelas dengan batas yang kabur. Pada penderita pneumonia, kantong udara paru-paru penuh dengan nanah dan cairan yang lain. Dengan demikian, fungsi paru-paru, yaitu menyerap udara bersih (oksigen) dan mengeluarkan udara kotor menjadi terganggu.
5JdOsq. Terdapat respons berupa batuk berdahak pada pneumonia, sedangkan respons batuk pada paru-paru basah dapat berupa batuk kering dan batuk berdahak. Untuk mengetahui gejala lainnya, Anda bisa simak pada penjelasan berikut. Gejala pneumonia Tanda dan gejala pneumonia sangatlah bervariasi dari ringan hingga berat, tergantung pada beberapa faktor seperti jenis kuman yang menginfeksi dan usia. Tanda-tandanya seringkali mirip dengan flu, tetapi berlangsung lebih lama. Gejala yang harus diwaspadai antara lain nyeri dada saat bernapas, adanya perubahan kesadaran mental terutama pada orang dewasa berusia 65 tahun ke atas, kelelahan, batuk berdahak, demam, berkeringat, menggigil muntah, mual, diare, dan sesak napas. Bayi baru lahir mungkin tidak akan menunjukkan tanda-tanda infeksi, melainkan hanya muntah, demam, batuk, tampak gelisah, atau sulit bernapas. Tanda paru-paru basah Gejala dan tanda paru-paru basah bermacam-macam, tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Namun, pada umumnya, paru-paru basah menunjukkan beberapa gejala berikut. Sesak napas yang parah. Pernapasan cepat dan dangkal. Nyeri saat bernapas. Batuk kering atau berdahak. Suara pernapasan abnormal seperti mengi. Kelelahan. Bibir dan kuku kebiruan. Saat kasus paru-paru basah disebabkan oleh infeksi yang parah seperti sepsis, maka gejalanya juga mencakup tekanan darah rendah dan demam. Penyebab pneumonia dan paru-paru basah Gejala yang berbeda pada pneumonia dan paru-paru basah berkaitan dengan penyebabnya yang berbeda. Berikut ini penyebab terjadinya kedua kondisi tersebut. Penyebab pneumonia Terdapat lebih dari 30 penyebab pneumonia yang berbeda dan telah dikelompokkan berdasarkan jenisnya. Berikut penyebab utama pneumonia. 1. Pneumonia bakteri Jenis pneumonia ini disebabkan oleh berbagai bakteri, paling umum adalah Streptococcus pneumoniae. Infeksi biasanya terjadi saat tubuh melemah karena gizi buruk, usia tua, gangguan kekebalan tubuh, atau bakteri yang masuk ke paru-paru. Pneumonia bakteri bisa memengaruhi segala usia, tetapi berisiko lebih besar pada orang yang mengonsumsi alkohol, merokok, baru saja menjalani operasi, memiliki penyakit pernapasan, atau kelelahan. 2. Pneumonia virus Pneumonia virus disebabkan oleh berbagai virus, termasuk influenza yang merupakan penyebab dari sepertiga kasus pneumonia. Saat Anda terkena pneumonia virus, risiko terjadinya pneumonia bakteri juga mungkin lebih besar. 3. Pneumonia mikoplasma Pneumonia mikoplasma memiliki gejala dan tanda fisik yang sedikit berbeda dan dikenal sebagai pneumonia atipikal. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Mycoplasma pneumoniae. Penyebab paru-paru basah Pada paru-paru basah, terdapat berbagai kondisi dan penyakit yang dapat menyebabkannya. Infeksi virus atau bakteri seperti flu, pneumonia, atau COVID-19. Sepsis atau syok septik. Cedera paru traumatis, termasuk luka bakar. Menghirup bahan-bahan kimia. Pankreatitis akut. Cara mengatasi pneumonia dan paru-paru basah Perbedaan pneumonia dan paru-paru basah dapat dilihat dari cara penanganannya. Walaupun keduanya sama-sama penyakit paru-paru, diperlukan cara yang berbeda untuk mengobatinya. Penanganan pneumonia Pengobatan pneumonia berfokus pada penyembuhan infeksi dan mencegah komplikasinya. Orang yang mengidap pneumonia ringan cukup menjalani rawat jalan saja di rumah dengan obat-obatan. Meskipun sebagian besar gejalanya dapat mereda dalam beberapa hari minggu, perasaan lelah kemungkinan masih bertahan hingga satu bulan lamanya atau bahkan lebih. Berikut ini obat-obatan yang umum digunakan. 1. Antibiotik Obat ini dapat mengatasi infeksi pneumonia bakteri. Akan tetapi, mungkin diperlukan waktu untuk mengidentifikasi jenis bakteri penyebab pneumonia hingga dokter bisa memberikan antibiotik yang tepat. 2. Obat batuk Fungsi obat batuk yaitu meredakan gejala batuk sehingga Anda dapat beristirahat. 3. Obat penurun panas Anda dapat mengonsumsi obat penurun panas untuk mengatasi demam. Obat-obatannya antara lain aspirin, ibuprofen, dan parasetamol. Penanganan paru-paru basah Perbedaan pneumonia dan paru-paru basah juga terletak pada tujuan utama pengobatannya. Karena belum ada obat untuk paru-paru basah, kondisi ini ditangani dengan mengelola gejala yang timbul. Pengobatan bertujuan untuk meningkatkan kadar oksigen darah guna mencegah kerusakan organ. Berikut merupakan beberapa jenis terapi untuk paru-paru basah. 1. Oksigen tambahan Pada kasus lebih ringan, mungkin pasien hanya perlu diberikan masker oksigen. Jika kondisi pasien lebih parah, dokter memerlukan ventilator mekanis untuk memasukkan oksigen ke paru-paru pasien. Apabila terapi awal tidak berhasil, alat oksigenasi membran ekstrakorporeal ECMO bisa digunakan. Alat ini bekerja sebagai paru-paru buatan yang akan memompa darah ke dalam mesin, lalu memompanya lagi ke dalam tubuh. 2. Obat-obatan Pada paru-paru basah, obat-obatan berguna untuk meredakan gejala sekaligus mencegah terjadinya komplikasi. Obat yang digunakan adalah antibiotik untuk mengobati infeksi, obat penenang untuk mengatasi kecemasan, pengencer darah untuk mencegah dan menghentikan pembekuan darah, dan pereda nyeri.
Sesak napas dapat disebabkan oleh banyak hal, salah satunya karena adanya penumpukan cairan di paru-paru atau dikenal dengan istilah edema paru. Lalu, apakah cairan di paru-paru bisa hilang? Apa saja yang harus Anda lakukan untuk menyembuhkan penyakit ini? Edema paru adalah penumpukan cairan di paru-paru, terutama di bagian kantung oksigen alveoli, sehingga Anda merasa sangat sulit bernapas. Kondisi ini akan memengaruhi siklus pernapasan di paru-paru karena alveoli merupakan tempat darah mengambil oksigen untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Ketika tidak ada oksigen yang diedarkan, otomatis kinerja seluruh organ tubuh akan terganggu, salah satunya mengakibatkan terjadinya gagal napas. Oleh karena itu, edema paru yang terjadi secara mendadak akut dikategorikan sebagai kegawatdaruratan medis yang harus segera ditangani. Gejala edema paru Gejala edema paru bisa terasa memburuk seiring berjalannya waktu atau bahkan langsung menimbulkan sesak napas yang mendadak. Anda juga bisa merasakan tanda penumpukan cairan di paru-paru ini ketika berada di tempat yang sangat tinggi. Secara umum, ciri-ciri edema paru adalah Sesak napas yang tiba-tiba dyspnea yang makin buruk ketika Anda beraktivitas berat atau berbaring Rasa seperti tenggelam atau tersekap ketika Anda berbaring Napas tersengal-sengal dan seperti tercekik Tubuh terasa dingin Batuk yang diikuti lendir berbusa dan terkadang disertai darah Bibir membiru Detak jantung cepat Muncul kecemasan berlebihan. Edema paru kronis muncul perlahan-lahan juga bisa disertai dengan rasa lelah, bengkak di tubuh bagian bawah, dan peningkatan berat badan drastis. Sedangkan pada edema paru di tempat tinggi high altitude pulmonary edema, gejala awal biasanya berupa sakit kepala. Untuk menjawab apakah cairan di paru-paru bisa hilang, Anda terlebih dahulu harus menemukan penyebabnya. Pada dasarnya, edema paru terjadi karena gagal jantung kongestif congestive heart failure atau CHF, yakni ketidakmampuan jantung untuk bekerja memompa darah seperti seharusnya. Cairan bisa menumpuk di paru-paru ketika jantung tidak mampu memompa darah ke seluruh tubuh sehingga darah masuk ke pembuluh darah di alveoli. Saat tekanan di pembuluh darah itu meningkat, maka cairan tersebut akan masuk ke kantung oksigen sehingga mengakibatkan sesak napas. Ketidakmampuan jantung untuk bekerja memompa darah secara seharusnya sendiri dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti Serangan jantung atau penyakit jantung berupa otot jantung menjadi lemah atau kaku kardiomiopati Penyempitan atau kebocoran pembuluh darah jantung Naiknya tekanan darah secara tiba-tiba hipertensi. Dalam beberapa kasus, edema paru juga bisa disebabkan oleh adanya kerusakan pada paru-paru itu sendiri, baik disebabkan oleh trauma, terpapar gas beracun, atau infeksi parah. Selain itu, beberapa jenis obat dan penyakit ginjal juga bisa mengakibatkan penumpukan cairan di organ pernapasan ini. Apakah cairan di paru-paru bisa hilang? Ketika terjadi secara tiba-tiba, edema paru adalah hal yang serius dan harus segera diobati di rumah sakit. Penanganan pertama yang biasanya Anda dapatkan oleh bantuan napas, baik lewat selang oksigen ataupun masker oksigen. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan untuk menemukan penyebab edema yang Anda alami demi memberi penangan yang tepat kepada Anda. Obat yang mungkin diberikan oleh dokter untuk mengurangi cairan di paru-paru Anda adalah 1. Obat golongan diuretik Obat golongan ini dapat mengurangi tekanan di dalam paru-paru dengan mengeluarkan cairan dari tubuh, misalnya dengan membuat Anda banyak buang air kecil. Beberapa contoh obat ini, di antaranya furosemide, bumetanide, spironolactone. 2. Penurun tekanan darah Obat ini bertujuan memperbesar pembuluh darah sehingga tekanan pada jantung dapat berkurang. Salah satu contoh obat jenis ini adalah nitroprusside. 3. Morfin Meski banyak dokter sudah jarang menggunakan obat jenis narkotika ini, morfin bisa meredakan kecemasan dan rasa sesak napas yang dirasakan pasien edema paru. Baca JugaEmpiema adalah Komplikasi Pneumonia, Ini PenjelasannyaMacam-Macam Pneumonia Berdasarkan Penyebab, Tempat Terpapar, dan Area yang TerdampakBukan Hanya Sesak, Kenali Gejala Asma dan Cara Mendiagnosis Pada kasus yang parah, Anda harus dirawat di unit perawatan intensif ICU hingga cairan di paru-paru tidak lagi mengakibatkan sesak napas. Dalam hal ini, dokter mungkin akan memasukkan selang napas ke tenggorokan dan menggunakan ventilator untuk menyuplai kebutuhan oksigen bagi tubuh Anda. Lalu, apakah cairan di paru-paru bisa hilang seluruhnya? Jawaban dari pertanyaan ini akan tergantung dari penyebab terjadinya edema paru itu sendiri. Dalam beberapa kasus, cairan di paru-paru bisa hilang dengan cepat lewat pengobatan tertentu. Namun ada juga pasien yang harus menggunakan alat bantu napas selama bertahun-tahun karena cairan di paru-paru tidak kunjung reda. Bagaimanapun juga, pengobatan edema paru tetap harus dilakukan karena kondisi ini dapat mengancam nyawa Anda jika dibiarkan tanpa perawatan.
paru paru seorang pasien penuh dengan cairan